
Talaud, saveporodisa.info
Pada hari Sabtu, 26-Nov-2016, bertempat di gedung BPU, Kecamatan Beo, digelar kegiatan pameran hasil pertanian, produksi hasil pertanian organik, dan kerajinan dari limbah pantai. Kegiatan yang berlangsung selama satu hari bertema “TORANG BAKU DAPA UNTUK TALAUD LESTARI” ini diprakarsai dan didukung sepenuhnya oleh Yayasan IDEP Selaras Alam, lembaga nirlaba yang berdomisili di Bali, CEPF, Burung Indonesia, Perkumpulan KOMPAK, dan Pemerintah Daerah Kepulauan Talaud.
Yayasan IDEP Selaras Alam merupakan sebuah lembaga nirlaba yang berkedudukan di Bali dan berorientasi pada Pemberdayaan Masyarakat, Konservasi, serta Advokasi Lingkungan. Kegiatan program pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Kepulauan Talaud ini berlangsung selama 18 bulan, dari bulan Februari 2016 hingga Juni 2017. Program ini pada dasarnya bertujuan untuk pelestarian Burung Nuri endemik atau khas Kepulauan Talaud yaitu Sampiri (Eos histrio talautensis) yang sudah mulai berkurang pada habitatnya akibat perburuan liar oleh masyarakat. Program dilaksanakan di 3 desa yang terletak di tiga wilayah administrasi kecamatan yang berbeda, yang ada di Kabupaten Kepulauan Talaud terutama di Pulau Karakelang. Desa Ambela, Desa Bengel, dan Desa Rae Selatan dipilih sebagai desa-desa dampingan, berdasarkan hasil survey dan merupakan desa-desa yang memiliki akses langsung pada kawasan Hutan Lindung serta Suaka Marga Satwa yang ada. Dari ketiga desa tersebut, diseleksi lagi masyarakat yang benar-benar serius untuk mau didampingi oleh program dan dari hasil seleksi tersebut terbentuklah satu kelompok konservasi yang terdiri dari 11 orang hingga 16 orang untuk setiap desa, dan satu kelompok kerajinan limbah laut di Desa Rae Selatan, jadi ada empat kelompok untuk ketiga desa dampingan tersebut.
![]() |
![]() |
![]() |
Dampingan yang diberikan oleh Yayasan IDEP Selaras Alam adalah memberikan pelatihan, pengadaan alat dan bahan, serta pendampingan pada kelompok-kelompok yang ada di ketiga desa tersebut. Masyarakat yang tergabung pada kelompok diberikan pelatihan bertani dengan sistem pertanian PERMAKULTUR atau PERMANEN AGRIKULTUR yaitu, ”pengelolaan pertanian atau peternakan yang meningkatkan kualitas lahan, memberikan hasil dan pendapatan, dan tetap berkelanjutan hingga masa depan,” dalam artian, masyarakat diajarkan bagaimana mengelola lahan mereka dengan cara yang berwawasan konservasi yaitu dengan tidak merusak alam sekitar dan berkelanjutan atau lestari, juga mendapatkan hasil petanian yang sehat, bebas dari bahan kimia yang terdapat pada pupuk sintetis serta pestisida yang selama ini digunakan. Setiap anggota kelompok yang ada di ketiga desa tersebut diwajibkan membuat kebun di halaman rumah atau KPK (Kebun Pekarangan Keluarga) dengan menggunakan sistem pertanian Permakultur dan sudah mendapatkan hasil dari kebun tersebut, bahkan program juga telah melatih anggota kelompok untuk mengolah hasil pertanian tersebut menjadi pangan olahan yang sehat dan bebas bahan kimia atau organik. Teknik dalam pengolahan, pengemasan, pemasaran, bahkan pengurusan ijin seta pemasaran diberikan oleh program.
![]() |
![]() |
Program juga memberikan bantuan berupa peralatan pertanian untuk setiap anggota kelompok, juga peralatan untuk pengolahan hasil pertanian yang sudah diterima serta digunakan oleh kelompok. Pendampingan juga dilakukan secara langsung dengan mengunjungi setiap anggota kelompok untuk melihat, membantu, serta memberikan solusi jika anggota kelompok mendapatkan kesulitan dalam mengelola Kebun Pekarangan Keluarga (KPK).
Kegiatan ini pada dasarnya adalah memberikan solusi atau pendapatan alternatif keluarga yang berwawasan lingkungan dan nantinya diharapkan juga akan mengurangi bahkan menghentikan eksplorasi yang berlebihan terhadap hutan, juga mengurangi penangkapan burung Nuri Sampiri (Eos histrio talautensis).
“Torang Baku Dapa Untuk Talaud Lestari” adalah ajang pertemuan untuk memperkenalkan pada masyarakat manfaat serta hasil dari berkebun secara organik. (itoz_talaud)